Khotbah Jum’at di Masjid Nabawi, 14 Rabiul Awal 1437 H.
Oleh : Syekh Dr. Abdul-Muhsin Bin Qasim Al-Qasim
Khotbah Pertama
Segala puji bagi Allah. Kami memujiNya, memohon pertolonganNya dan ampunanNya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah berikan petunjuk, tidak akan ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah biarkan sesat, tidak ada orang yang mampu memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya. Shalawat dan salam semoga tercurah sebanyak-banyaknya kepada beliau, beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Selanjutnya.
Bertakwalah kepada Allah – wahai hamba-hamba Allah – dengan sesungguhnya. Takwa adalah mengikuti petunjuk, sedangkan kebutaan adalah karena mengikuti hawa nafsu.
Kaum muslimin!
Allah –subhanahu wa ta’ala- Maha sempurna zatNya, nama-namaNya dan sifat-sifatNya. Tiada yang setara dan sebanding denganNya. Sifat-sifatNya demikian sempurna dan indah yang di antara sifatNya adalah berfirman. Allah berfirman kapanpun Dia berkehendak manakala Dia menghendaki dengan apapun yang Dia kehendaki, kalimat-kalimatNya tidak terhingga. Allah -subhanahu wa ta’ala- berfirman :
قُلْ لَوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَنْ تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدً [ الكهف/109]
(Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk [menulis] kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis [ditulis] kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu [pula]” ) Qs Al-Kahfi : 109
Firman-Nya adalah sebaik-baik perkataan. Keunggulan firmanNya atas ucapan makhluk bagaikan keunggulan Allah Sang Pencipta atas makhluk ciptaanNya. Setiap nabi terangkat keutamaannya manakala Allah berbicara dengannya secara langsung tanpa perantara. Allah berfirman :
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ مِنْهُمْ مَنْ كَلَّمَ اللَّهُ [ البقرة / 253 ]
(Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata [langsung] dengannya). Qs Al-Baqarah : 253
Karena kebijaksanaan dan kasih sayang Allah kepada manusia, diutuslah olehNya para rasul dari kalangan mereka dan diturunkan kepada mereka kitab-kitabNya. Maka Allah – subhanahu wa ta’ala – turunkan kitab Taurat, Injil, Zabur dan lembaran-lembaran Nabi Ibrahim dan Nabi Musa –alaihimassalam- yang kemudian ditutupNya kitab-kitab itu dengan menurunkan Al-Qur’an yang agung sebagai kitab yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya, untuk membenarkan kitab-kitab yang telah ada sebelumnya serta sebagai pengontrol terhadap kitab-kitab itu dan penghapus serta pengemban amanat dari pada isi kitab-kitab tersebut. Seluruh nabi telah menubuatkan Al-Qur’an sebelum diturunkannya. Allah berfirman :
وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ الْأَوَّلِينَ [ الشعراء/ 196]
(Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar disebut dalam kitab-kitab orang yang dahulu) Qs As-Syu’ara : 196
Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata : “Penyebutan dan penyaksian tentang Al-Qur’an telah ada pada kitab-kitab umat terdahulu yang dinukil dari para nabi mereka. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail –alaihimas salam- memohon dalam doa agar Allah – subhanahu wa ta’ala – mengutus seorang nabi untuk membacakan dan mengajarkan Al-Qur’an.
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ [ البقرة/129]
(Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab [Al Quran] dan Al-Hikmah [As-Sunnah] serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana) Qs Al-Baqarah : 129
Al-Qur’an adalah firman Allah, Tuhan semesta alam, Dia berbicara dengan firman itu secara hakiki dengan huruf dan suara, dari Allah-lah firman itu berawal dan kepadaNya pula kembali. Firman itu didengar oleh Malaikat Jibril Al-amin dari Allah dan diturunkannya kepada Nabi Muhammad –shallahu alaihi wa sallam-, lalu beliau sampaikan, maka dengan Al-Qur’an beliau memungkasi misi seluruh para rasul dan beliau-pun berjasa besar terhadap umatnya yang tergolong ummiyin (buta aksara saat turunnya). Allah berfirman :
لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ [ آل عمران / 164]
(Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan [jiwa] mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum [kedatangan Nabi] itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata) Qs Ali Imran : 164
Al-Qur’an turun untuk sebaik-baik umat, dengan bahasa paling unggul dan paling lengkap, turun pada malam paling mulia di tanah yang paling suci. Maka dengan Al-Qur’an kita terbebas dari kegelapan menuju ke cahaya terang, dan dari ketidak-tahuan mengarah ke dunia ilmu pengetahuan. Firman Allah :
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ [ إبراهيم/1]
(Ini adalah Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, [yaitu] menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji) Qs Ibrahim : 1
Tidak sah keimanan seseorang kecuali jika dirinya mengimani Al-Qur’an secara totalitas dan detail. Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ [ النساء /136]
(Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya). Qs An-Nisa : 136
Allah memuji DzatNya sendiri atas penurunan Al-Qur’an. Firman Allah :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا [ الكهف/1]
(Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya) Qs Al-Kahfi :1
Allah-pun bersumpah dengan Al-Qur’an sebagaimana firmanNya ;
يس ، وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ [ يس/1-2]
(Yaa siin, Demi Al Quran yang penuh hikmah) Qs Yasin : 1-2
Allah-pun bersumpah atas keagungan Al-Qur’an :
فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ ، وَإِنَّهُ لَقَسَمٌ لَوْ تَعْلَمُونَ عَظِيمٌ ، إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ [ الواقعة / 75- 76 – 77]
(Maka Aku bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Quran. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia). Qs Al-Qaqi’ah : 75- 76-77
Allah –subhanahu wa ta’ala- memudahkan Al-Qur’an untuk hamba-hambaNya sehingga tidak sulit dan tidak menyusahkan, bisa dihafal oleh orang Arab dan non Arab, pria dan wanita, anak kecil dan orang dewasa, si kaya dan si miskin, bahkan orang yang tuna netra, yang lanjut usia dan yang jompo pun mudah menghafalnya. Firman Allah :
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ [ القمر / 17 ]
(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran). Qs Al-Qamar :17
Sungguh besar derajat Al-Qur’an, oleh karenanya Allah menempatkannya paling depan di antara sederetan nikmatNya. Firman Allah :
الرَّحْمَنُ ، عَلَّمَ الْقُرْآنَ [ الرحمن / 1-2 ]
(Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan al Quran) Qs Ar-Rahman : 1-2
فِي صُحُفٍ مُكَرَّمَةٍ ، مَرْفُوعَةٍ مُطَهَّرَةٍ ، بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ، كِرَامٍ بَرَرَةٍ [ عبس / 13 – 16 ]
( Al-Qur’an, di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti) Qs Abasa : 13-16
Allah –subhanahu wa ta’ala- telah menjaganya sebelum (pra) menurunkannya. Firman Allah :
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ [ البروج / 21 ]
(Bahkan yang didustakan mereka itu adalah Al Qur’an yang mulia) Qs Al-Buruj : 21
Allah–subhanahu wa ta’ala- melindunginya dari setan-setan saat penurunannya. Firman Allah :
وَمَا تَنَزَّلَتْ بِهِ الشَّيَاطِينُ ، وَمَا يَنْبَغِي لَهُمْ وَمَا يَسْتَطِيعُونَ [ الشعراء / 210-211 ]
(Al Quran itu bukanlah dibawa turun oleh setan-setan. Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al Quran itu, dan merekapun tidak akan kuasa ) Qs As-Syu’ara : 210-211
Al-Qur’an tetap terjaga pasca penurunannya. Firman Allah :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ [ الحجر/9]
(Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya). Qs Al-Hijr : 9
Al-Qur’an aman dari penambahan dan pengurangan, aman dari pengubahan dan penggantian. Allah menjadikannya petunjuk dan pengingat bagi umat semesta alam, bersifat universal untuk seluruh umat manusia sama dengan keuniversalan misi kerasulan Nabi kita Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam- bukan spesialis untuk suatu umat tanpa menjangkau umat yang lain. Firman Allah :
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ [ التكوير/ 27]
(Al Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam) Qs At-Takwir : 27
Al-Qur’an menjadi pelajaran bagi orang yang punya rasa takut, juga menjadi argumen pembungkam terhadap orang yang menyimpang. Allah –subhanahu wa ta’ala- men-deskripsikannya dengan beragam sifat dan menggelarinya dengan berbagai sebutan. Maka Al-Qur’an merupakan kebenaran mutlak yang tidak ada kebatilan dan keraguan sama sekali di dalamnya. Firman Allah :
بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ [ السجدة / 3]
(Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran dari Tuhan-mu) Qs As-Sajdah : 3
Firman Allah :
كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ [ هود/1]
(Inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi [Allah] Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu) Qs Fushshilat : 1
Ayat-ayatnya serupa satu dengan yang lain dan saling membenarkan;
كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ [ الزمر / 23 ]
( Kitab Al Qur’an yang serupa [ayat-ayatnya] lagi berulang-ulang) Qs Az-Zumar : 23
Lurus, tidak bengkok, tidak kontroversial dan tidak pula kontradiksi. Firman Allah :
وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا [ النساء / 82 ]
( Kalau sekiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya) Qs An-Nisa : 82
Al-Qur’an merupakan perkataan yang paling baik dan paling unggul.
Firman Allah :
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ [ الزمر/ 23]
( Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik ) Qs Az-Zumar : 23
Imam Nawawi – rahimahullah- berkomentar : Ayat ini mengindikasikan bahwa Al-Qur’an merupakan perkataan terbaik dibanding perkataan-perkataan lainnya yang turun dari Allah-subhanahu wa ta’ala- maupun yang selain itu.
Allah- subhanahu wa ta’ala- menyifatkan Al-Qur’an sebagai sesuatu yang agung :
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ [ الحجر/ 87]
(Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung) Qs Al-Hijr : 87
Allah menetapkan Al-Qur’an sebagai perkataan yang memiliki ketinggian jati diri dan kedudukannya. Firman Allah :
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ [ الزخرف/ 4]
(Dan sesungguhnya Al Qur’an itu dalam induk Al Kitab [Lauh Mahfuzh] di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi [kedudukannya] dan amat banyak kandungan hikmahnya) Qs Az-Zukhruf : 4
Sangat jelas redaksi dan maknanya sebagai penjelas tentang segala sesuatu. Firman Allah:
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ [ آل عمران/ 138]
(Inilah [Al-Qur’an] penerang bagi seluruh umat manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa) Qs Ali Imran : 138
Ibnu Mas’ud – radhiyallahu ‘anhu- berkata : “Allah jelaskan kepada kita dalam Al-Qur’an segala ilmu yang mencakup semua aspeknya”.
Al-Qur’an penuh kearifan, mengandung lautan hikmah, barangsiapa yang dikaruniai hikmah (kearifan) sungguh dirinya telah mendapat kebaikan yang banyak. Al-Qur’an mulia di sisi Allah, kemuliaan yang terkandung di dalamnya sangat tinggi nilainya. Maka dengan kemuliaan Al-Qur’an, seseorang menjadi terhormat dan mulia pula dalam pandangan Allah dan sesama makhluk. Firman Allah :
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ [ الواقعة / 77]
(Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia) Qs Al-Waqiah :77
Di dalamnya terdapat petunjuk jalan hidup [hidayah] bagi manusia dan jalan keselamatan, kejayaan dan kebahagiaan. Seseorang tidak bisa lepas dari hidayah Al-Qur’an. Allah –subhanahu wa ta’ala- berfirman kepada seorang hambaNya sebagai manusia paling sempurna dan paling cerdas akal pikirannya :
قُلْ إِنْ ضَلَلْتُ فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَى نَفْسِي وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي [ سبأ / 50 ]
(Katakanlah: “Jika aku sesat maka sesungguhnya aku menyesatkan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku.) Qs Saba : 50
Orang-orang yang beriman seharusnya manusia yang paling layak mendapatkan hidayah Al-Qur’an. Sebab Allah -subhanahu wa ta’ala- berfirman :
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ [ البقرة/2]
(Al Qur’an ini, petunjuk bagi mereka yang bertakwa) Qs Al-Baqarah : 2
Di samping petunjuk jalan hidup [ hidayah], Al-Qur’an juga rahmat. Firman Allah :
هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ [ الأعراف/52]
(Al Quran, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman) Qs. Al-A’raf : 52
Terlindunglah dari kesesatan orang yang berpegang kepadanya. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda :
( تركت فيكم ما لن تضلوا بعده إن اعتصمتم به. كتاب الله) رواه مسلم
(Sungguh telah aku tinggalkan kepada kalian yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat; Kitabullah) HR Muslim
Sungguh tinggi, agung dan di puncak kemuliaan. Firman Allah :
ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ [ ق /1]
(Qaaf, Demi Al Quran yang sangat mulia) Qs Qaf : 1
Sebaik-baik peringatan dan setinggi-tinggi zikir. Dengan Al-Qur’an akan tercapai keimanan dengan upaya peningkatannya.
تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ [ الزمر/23]
( Karena [Al-Qur’an] gemetarlah kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi hening kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah). Qs. Az-Zumar : 23
Ibnu Mas’ud – radhiyallahu ‘anhu- pernah membaca surah An-Nisa di hadapan Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam-, ketika sampai pada ayat :
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا [ النساء / 41]
(Maka bagaimanakah [halnya orang kafir nanti] apabila Kami mendatangkan seseorang saksi [rasul] dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu [Muhammad] sebagai saksi atas mereka itu [sebagai umatmu] ) Qs An-Nisa : 41
Berkatalah Rasulullah -shallallahu alaihi wa sallam- kepadanya, “cukup-cukup”. Kata Ibnu Mas’ud : Maka aku menoleh kepada beliau, tiba-tiba air mata telah meleleh membasahi kedua mata beliau”. HR Bukhari
Segudang kebaikan dan kemanfaatan serta pintu-pintu keberkahan ada di dalamnya. Firman Allah :
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ [ الأنعام / 155]
(Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati) Qs Al-An’am : 15
Siapapun membacanya, mengamalkannya dan menyebar luaskannya ke segenap penjuru pastilah jaya dan mendapatkan keamanan dan kemakmuran.
Ibnu Katsir – rahimahullah- berkata : Semasa pemerintahan Usman Bin Affan – radhiyallahu ‘anhu- wilayah kekuasaan Islam terbentang luas menjangkau timur jauh dan barat, hal itu berkat pembacaan dan kajian Al-Qur’an yang dilakukannya serta upaya-upayanya memotivasi umat untuk menghafalnya.
Al-Qur’an adalah cahaya kehidupan yang menyoroti segala urusan dunia dan akhirat; urusan bisnis dan keagamaan. Firman Allah :
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ [ المائدة/15]
(Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan). Qs Al-Maidah : 15
Dengan Al-Qur’an, jiwa menjadi hidup kembali, karena Al-Qur’an memberikan kehidupan kepada siapa saja yang meresponnya. Firman Allah :
اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ [ الأنفال/24]
( Penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu) Qs Al-Anfal : 24
Qatadah – rahimahullah- berkata : “Itulah hebatnya Al-Qur’an ini, di samping memberikan kehidupan, ia juga Allah jadikan sebagai obat penawar bagi segala penyakit fisik. “Seorang lelaki disengat kalajengking (scorpio), lalu dibacakan Al-Fatihah untuknya, maka sembuhlah dia” HR Bukhari
Al-Qur’an pelindung dari segala kejahatan. Firman Allah :
وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ حِجَابًا مَسْتُورًا [ الإسراء /45]
(Dan ketika kamu membaca Al Quran, Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup) Qs Al-Isra : 45
Membuat kelapangan dan ketegaran hati orang yang membacanya. Firman Allah :
كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ [ الفرقان/32]
( Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya) Qs Al-Furqan : 32
Al-Qur’an merupakan petuah sekaligus obat penyembuh bagi penyakit hati, di samping penghias diri bagi pembacanya. Berkat Al-Qur’an pula dapat terajut persatuan umat. Firman Allah :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا [ آل عمران /103]
(Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah, dan janganlah kamu bercerai berai). Qs Ali Imran : 103
Dengan Al-Qur’an persengketaan dapat diputuskan. Al-Qur’an adalah jalan keselamatan, merupakan kata pemutus yang tegas, tidak ada senda gurau di dalamnya. Sebagai kitab yang kokoh hukumnya, Allah menantang generasi terdahulu dan yang datang kemudian, baik dari kalangan manusia maupun jin. Firman Allah :
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا [ الإسراء/88]
(Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain). Qs Al-Isra : 88
Tidak ada seorangpun memiliki kemampuan menandingi Al-Qur’an. Tiada seorang cerdik cendekiawan yang mendengarnya kecuali mengakui bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah Tuhan semesta alam. Jin-pun mendengar Al-Qur’an, lalu berkata kepada sesamanya, dengarkanlah dengan seksama, lalu usai mendengar mereka kembali kepada kaumnya seraya berkata :
إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا [ الجن/1]
( Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur’an yang sangat mengagumkan) Qs Al-Jin:1
Kaum Kristiani Arab ketika mendengar Al-Qur’an, spontanitas meneteskan air mata mereka. Al-Qur’an dibacakan di hadapan raja Negus (penguasa Ethiopia) sebelum masuk Islam, maka menangislah raja itu.
Jubair Bin Muth’im –radhiyallahu anhu- sewaktu mendengar firman Allah :
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ ، أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بَلْ لَا يُوقِنُونَ ، أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ [ الطور/ 35-37]
(Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan [diri mereka sendiri]Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini [apa yang mereka katakan]. Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa) Qs At-Thur : 35-37
Berkatalah ia, “hampir saja hatiku melayang”. Allah –subhanahu wa ta’ala- memerintahkan kita melindungi orang yang memohon suaka hingga ia mendengar Al-Qur’an. Firman Allah :
وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ [ التوبة/6]
(Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta suaka (perlindungan) kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah) Qs At-Taubah :6
Al-Qur’an menampung ilmu pengetahuan (sains) yang begitu luas dan memuat pengetahuan kognitif yang demikian bermanfaat. Pengamalnya yang memahami maknanya adalah para penyandang ilmu. Firman Allah :
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ [ العنكبوت/ 49]
(Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu) Qs Al-Ankabut : 49
Pemahaman terletak pada pengetahuan seseorang tentang ayat-ayat Al-Qur’an. Pengajar dan pelajar Al-Qur’an adalah manusia terbaik. Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :
( خيركم من تعلم القرآن وعلمه ) رواه مسلم
(Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya) . HR Bukhari.
Berkat ketinggian derajat Al-Qur’an, terangkat pula derajat ilmu. Di dalam Al-Qur’an terdapat sebaik-baik kisah, perumpamaan yang paling efektif, hikmah yang paling elok. Terdapat berita yang paling akurat dan argumen yang paling kuat. Retorika dan gaya bahasa yang paling indah. Hujah yang membungkam seluruh umat manusia. Terdapat pula kabar gembira sekaligus berita buruk untuk menjadi pelajaran bagi manusia di dunia. Tinggi maknanya, indah susunan bahasanya, moderat metodenya, universal ketentuan hukumnya, adil keputusannya, bijak perintahnya dan larangannya. Penuh karisma, memiliki kekuatan dan pengaruh yang menakjubkan, melumpuhkan lawan hanya dengan beberapa susunan kata semata, menjadi petunjuk yang jelas dengan indikasi-indikasi dalil yang memudahkan, ayat yang cemerlang dan mukjizat yang jelas, tali Allah yang sangat kuat dan jalanNya yang lurus. Siapapun yang mengamalkannya meraih pahala, yang mengadili dengan ketentuan hukumnya akan mencerminkan rasa keadilan, yang berpegang teguh dengannya terlindungi, yang mengikuti ajarannya mendapatkan rahmat kasih sayang.
Firman Allah :
فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ [ الأنعام/155]
( maka ikutilah dia [ Al-Qur’an] dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat) Qs Al-An’am : 155
Allah –subhanahu wa ta’ala- menganugerahkan Al-Qur’an dan menyempurnakan nikmatNya ini. Firman Allah :
أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ [ العنكبوت/ 51]
(Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab [Al Quran] sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam [Al Quran] itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman) Qs Al-Ankabut : 51
Al-Qur’an merupakan penghormatan bagi Nabi-shallallahu alaihi wa sallam- dan umatnya. Firman Allah :
وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ [ الزخرف/44]
(Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu). Qs Az-Zukhruf : 44
Sekiranya Allah menurunkan Al-Qur’an kepada gunung, pastilah gunung itu tak berdaya dan terpecah-pecah karena ketundukkan dan ketaatannya kepada Allah. Firman Allah :
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ [ الحشر / 21 ]
(Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah). Qs Al-Hasyar : 21
وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى [ الرعد/31]
(Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, [tentulah Al Quran itulah dia] ). Qs Ar-Ra’d : 21
Jelaslah tidak ada suatu perkataan atau bacaan yang dapat mengungguli Al-Qur’an.
Berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan mengamalkan isinya merupakan pesan Nabi–shallallahu alaihi wa sallam- kepada umatnya. Abdullah Bin Abi Aufa –radhiyallahu ‘anhu- pernah ditanya tentang pesan Nabi -shallallahu alaihi wa sallam-, maka dia menjawab : “Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- berpesan agar berpegang kepada Kitab Allah [Al-Qur’an]”. HR Bukhari.
Ibnu Hajar – rahimahullah- berkata : “Yang dimaksud dengan pesan Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- untuk berpegang teguh kepada Kitab Allah adalah menjaganya secara fisik dan kandungan isinya, yaitu dengan memuliakannya dan merawatnya serta mengamalkan isinya, senantiasa membacanya, mengkajinya dan mengajarkannya”.
Siapapun yang berinteraksi dengan Al-Qur’an pasti jaya dan mulia. Para pengemban Al-Qur’an disebut “Ahlullah” (keluarga Allah) dan orang-orang dekatNya. Penghafal Al-Qur’an terhormat dalam hidupnya dan di alam kuburnya. Faktanya, ketika hidup di dunia, yang berhak menjadi imam shalat adalah orang yang paling indah bacaan Al-Qur’an-nya. HR Muslim. Setelah meninggal dunia, terbukti Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam- pernah mengumpulkan dua lelaki di antara kaum muslimin yang gugur dalam pertempuran uhud, lalu beliau bertanya : “Manakah di antara mereka yang lebih banyak peduli kepada Al-Qur’an ? maka beliau mendahulukannya masuk ke liang lahad”. HR Bukhari.
(Para pembaca Al-Qur’an adalah mereka yang turut hadir dalam majelis diskusi Umar).HR Bukhari.
Amal kebajikan yang paling agung untuk mendekatkan diri kepada Allah –subhanahu wa ta’ala- adalah memperbanyak baca Al-Qur’an, menyimak bacaannya dengan merenungkan dan berusaha memahami maknanya. Allah – subhanahu wa ta’ala- menyanjung orang yang membaca Al-Qur’an dan memuji orang-orang yang mengamalkannya serta menjanjikan akan memenuhi janjiNya dan meningkatkan balasan kebaikan bagi mereka. Firman Allah :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ ، لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ . [ فاطر/29]
(Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya.) . Qs Fathir : 29-30
Inilah bisnis yang menguntungkan. Maka “Barangsiapa membaca satu huruf dalam Kitabullah, baginya satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak katakan Alif Laam Miim hanya satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”. HR Turmuzi.
” الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ ” رواه الترمذي
(Orang yang lancar membaca Al Qur’an akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi berbakti).HR Turmuzi
Majlis-majlis Al-Qur’an adalah tempat-tempat turunnya ketenteraman hati karena di sana rahmat kasih sayang menyelimuti para pengajar dan pelajar Al-Qur’an. Dalam konteks ini Nabi – shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :
( ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة ، وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده ) رواه أبو داود
(Tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah-rumah Allah sambil membaca Kitabullah, dan saling mempelajarinya, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dan mereka tersirami rahmat serta diliputi naungan malaikat. Dan mereka disebut-sebut oleh Allah di kalangan orang-orang yang di sisiNya).HR Abu Daud
Dengan menyimak bacaan Al-Qur’an, kucuran rahmat didapat. Firman Allah :
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ [ الأعراف/204]
(Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat). Qs Al-A’raf : 204
Al-Qur’an merupakan dzikir yang paling besar dan paling lengkap manfaatnya. Persaingan dalam Al-Qur’an sangatlah terpuji.
( لاحسد الا في اثنين : رجل آتاه القران فهو يقوم آناء الليل وآناءالنهار , ورجل آتاه الله مالا فهو ينفقه آناء الليل وآناء النهار ) متفق عليه
(Tidak ada iri hati kecuali terhadap dua hal; yaitu orang yang telah Allah beri Al-Qur’an (menerima kebenaran dalam Al-Qur’an) dan ia membacanya di waktu malam dan di siang hari. Kedua, orang yang Allah memberinya harta kekayaan lalu ia menginfakkannya di waktu malam dan di siang hari). Muttafaq alaih
Memenangkan perolehan kebenaran Al-Qur’an lebih baik dari pada harta kekayaan dunia yang fana ini. Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :
( أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ فَيَأْتِىَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ فِى غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ . فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ ذَلِكَ . قَالَ : أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ .) رواه مسلم
(Siapakah di antara kalian yang suka berangkat pagi setiap hari ke Bathhan atau ‘Aqiq dan pulangnya membawa dua onta yang besar punuknya tanpa melakukan dosa dan memutuskan tali silaturrahim?” Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami suka hal itu.” Beliau bersabda: “Tidak adakah salah seorang di antara kamu yang pergi ke masjid, lalu ia belajar atau membaca dua ayat Alquran? Yang sesungguhnya hal itu lebih baik dari pada memperoleh dua ekor onta, tiga ayat lebih baik dari pada tiga ekor onta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor onta dan [jika lebih] tentu sesuai jumlah itu pula beberapa ekor onta-nya). HR. Muslim
Al-Qur’an akan menjadi hujah pembela bagi pengembannya pada hari kiamat kelak, dan pemberi syafaat yang diterima syafaatnya di sisi Tuhan semesta alam. Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :
( اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لصَاحِبِه ) رواه أحمد
( Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.) HR Ahmad
Para pengemban Al-Qur’an yang mengamalkan kandungannya menempati derajat tertinggi di surga na’im.
(يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا ) رواه أبو داود
(Dikatakan kepada orang yang membaca dan menghafalkan Al Qur’an : ‘Bacalah dan tingkatkanlah serta tartilkan-lah sebagaimana engkau di dunia mentartilkannya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca ) HR. Abu Daud
Kaum muslimin !
Al-Qur’an akan menjadi hujah pembelaan antara Allah dan makhlukNya, suatu kemuliaan dan kebanggaan bagi kaum muslimin, kemajuan dan kebesaran generasi, pengaman dan keberkahan bagi masyarakat. Di dalamnya terdapat kebahagiaan dan keluhuran serta keridhaan Allah Tuhan semesta alam. Maka sepantasnyalah seorang muslim mengharumkan mulutnya, hatinya, tempat tinggalnya, tempat sujudnya, waktunya melalui bacaan Al-Qur’an serta perenungannya dan penghayatannya. Demikian pula dengan mengekspresikan rasa senang, pengagungan dan kepasrahan terhadap kandungannya. Tidak menelantarkannya dan tidak pula menentangnya.
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ [ فاطر/10]
( Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur). Qs Fathir : 10
Semoga Allah memberkahi kita semua berkat pengamalan kitab suci Al-Qur’an yang agung !
============
Khotbah kedua
Segala puji bagi Allah atas anugerahnya, puji syukur kepadaNya atas bimbingan taufiqNya dan karuniaNya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya dengan mengagungkanNya. Dan aku bersaksi bahwa nabi kita Muhammad adalah hambaNya dan rasulNya – shallallahu alaihi wa sallam- Semoga shalawat dan salam tercurahkan sebanyak-banyaknya kepadanya beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Kaum muslimin !
Barangsiapa yang mengikuti Al-Qur’an pasti menggapai petunjuknya, dan barangsiapa yang berpaling darinya akan tetap dalam keterpurukan dan kehinaan. Allah berfirman :
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى ، وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى [ طه / 123-124]
(Lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta). Qs Thaha : 123-124
Tidak ada jalan lain untuk mendapatkan hidayah kecuali melalui petunjuk Al-Qur’an. Siapapun orangnya yang terhalang hatinya untuk memperoleh petunjuk Al-Qur’an, tidaklah berguna baginya petunjuk manapun di luar Al-Qur’an. Allah berfirman :
فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللَّهِ وَآيَاتِهِ يُؤْمِنُونَ [ الجاثية / 6 ]
( maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah firman Allah (Al-Qur’an) dan keterangan-keterangan-Nya? ) Qs Al-Jatsiyah : 6
Jika Al-Qur’an meninggikan derajat seseorang yang mengembannya, maka iapun merendahkan harga diri orang yang memusuhinya. Rasulullah – shallallahu alaihi wa sallam-
( إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا، وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ ) . رواه مسلم .
(Sesungguhnya Allah memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan menghinakan kaum yang lain). HR Muslim
Firman Allah – subhanahu wa ta’ala – sungguh mulia. Barangsiapa yang mengingkarinya meskipun hanya satu huruf atau melecehkannya, kafirlah ia. Allah berfirman :
( قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ ، لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ) [ التوبة / 65 ]
( Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu mengejek?. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.). Qs At-Taubah : 65-66
Tidak ada seorangpun yang berani menghinakan kitab Allah atau merendahkan para pengemban kitab Allah melainkan Allah pasti menghinakannya dan merendahkannya.
Maka sudah sepantasnyalah seorang muslim melakukan pembelaan terhadap kitabullah dengan perasaan bangga agar dapat meraih ketinggian derajat di surga.
Selanjutnya, ketahuilah bahwa Allah –subhanahu wa ta’ala- memerintahkan kalian untuk bershalawat dan menyampaikan salam sejahtera kepada nabi-Nya . . .
====== Selesai ======
Penerjemah: Usman Hatim